Mengatasi Rasa Malu

*masih posting tentang Public Speaking*

Setali tiga uang dengan takut, malu juga merupakan kendalan seseorang untuk tampil di depan umum. Sama halnya dengan rasa takut, rasa malu adalah kondisi antroplogis yang sangat erat dengan manusia. Bahkan saking eratnya, ada juga beberapa orang yang tidak mudah terbebas dari rasa malu. Memang benar, untuk mengatasi rasa malu dan takut itu butuh kemauan. Apalagi kedua rasa ini (malu dan takut) berdampak pada kepercayaan diri seseorang.

Untuk soal public speaking atau berbicara di depan umum ini, rasa malu kerap kali menghantui seseorang. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah persiapkan diri kita. Kalau kita tidak ingin malu di depan banyak orang, siapkan diri kita. Apakah itu mengenai materi bicara sampai soal penampilan.

Bila ingin tampil sebagai pembicara atau MC , persiapkan diri sebelumnya. Pahami apa yang ingin kita katakana, atau bila anda ditunjuk sebagai MC, pahami susunan acara yang nanti akan dibawakan. “a good conversationalist is always prepared with topics of conversation” . Selalu persiapkan apa yang ingin kita bicarakan.

Fokus pada apa yang ingin kita sampaikan, itu penting. Penting juga untuk fokus pada sesuatu yang mungkin menjadi kelemahan kita. Misalnya bila kita tidak mau malu karena salah menjawab pertanyaan orang, fokuslah pada pertanyaannya. Pada apa yang orang katakan. Dan bila mana memang kita tidak bisa menjawab pertanyaan yang ada, cobalah untuk jujur dan katakan bahwa pertanyaan tersebut masih perlu untuk dipelajari lagi. Nah bila memang penampilan bisa membantu kita mengatasi rasa malu kita, kenapa tidak kita fokus pada penampilan kita. Buat supaya diri kita percaya diri.

Mengapa orang mudah malu? Karena orang terbenam dengan pandangannya tentang dirinya sendiri. Pandangan tentang dirinya yang selalu “kurang” di depan orang lain. Pandangan tentang diri yang “ngga bisa apa-apa” . Apakah kita berpikir bahwa orang lain selalu “lebih” daripada kita?  Nah ini nih yang kadang bikin kita keder. Ternyata ada yang namanya incommensurability. Sebuah ketakterukuran. Artinya, tak semua orang bisa diukur dengan ukuran yang sama. Masing-masing orang punya partikularitas atau ke khas-annya masing-masing.

Jadi, tenang….bisa jadi mungkin aku gak pandai berbahasa Inggris, tapi kan aku bisa nyanyi? *hehehe* begitulah.

Ada sebbuah adagium Latin yang  pas buat kita. Guta cavat lapidem non vi sed saepe cadendo, artinyaa titik air melubangi batu bukan karena kekuatannya, tapi karena sering jatuh. Tekananya adalah pada kata “sering”. Dan ini soal frekuensi dan intensitas. Bagaimana mungkin kita bisa hebat berbicara didepan orang banyak, dan tidak malu menghadapi orang lain kalau kita tidak sering berlatih berbicara dan menghadapi orang lain? Caranya hanya satu, sering berlatih . Iya, sering dan sering. Kalau sudah demikian, sesungguhnya pelan-pelan kita sedang “membunuh” rasa malu kita.

 

5 Comments

Filed under Public Speaking

5 responses to “Mengatasi Rasa Malu

  1. wow,,,rasa malu adalah kondisi antroplogis yang sangat erat dengan manusia. kesimpulan dari sebuah kajian ilmiah yg dalam nih

    • gak perlu kajian yang dalem2 amat, gak pake celana aja trus lari2 ke jalanan pasti juga malu #halah. eh, malu gak yah?? #nahlo
      heheh, make it simple aja mas….

  2. stuju mba, pake celana,,,biar PD. yg pake rok jg harus pake celana :p

    • hahaha, kok jadi bahas celana dan rok yah?? eh, celana dan rok itu identik gender banget ya…yang pake rok harus pake celana, yang pake celana, harus pake rok juga gak?? #eeaaa (malah mbingungi…hehehee )

  3. Rafael

    perbedaan wanita dan laki??? perempuan dgn perasaan laki2 dgn logika.

Leave a comment